Tuesday, February 19, 2013

Yang Tertunda

 
 (Anggaplah kalian membaca saat malam tanggal 19 Februari 2012)


Aku tahu ini yang ditunggu-tunggu. Harap-harap cemas selama berpekan-pekan sampai pernah obral omongan di-PHP-in pihak Prodi, akhirnya siang tadi mereka ngasih jawaban. Iya, itu “jwaban surat cinta” yang dinanti-nanti manusia empat kelas bahasa Indonesia. Kemarin memang Chuang bilang besok (hari ini, red) Kaprodi bakal nempel pengumuman proposal judul skripsi, tapi karena khawatir belum pasti, jadi hal itu nggak dijarkomkan ke teman-teman, hanya hal pengumpulan KHS semester terakhir yang disebarkan melalui jarkom.

Sampai sore hari aku belum ke kampus sebab siang ketika dapat SMS dari Chuang dan Hera, aku baru nyampe kos dari melalang buana di kampus Gunung Kelua. Capek. Setelah menjarkom beberapa teman dan menjawab satu-satu pertanyaan terkait isi pengumuman itu (please Ade, kalo lu baca ini lu akan tahu betapa aku bĂȘte nanggepin pertanyaan nggak bermutumu. Ahah! :D), aku tidur siang. Sekitar pukul 15.30 Wita ketika itu. Aku baru bangun ketika sekitar pukul 17.00 (lama ya tidur siangku, ahah), dan kudapati pesan dari Tata melalui WhatsApp Messenger.
Hes, km ditolak
Begitu yang dia sampaikan.

OH! 

Waktu itu aku ngerasa nyawaku terkumpul lebih cepat dari saat bangun tidur biasanya.
Aku membalas
Hee
Kemudian dia mengirimiku foto
Koleksi Pribadi


Aku langsung bangkit.
“Aaaaa….si Tata frontal banget ngasih taunya…..”
Isti yang asyik nonton hanya tertawa. Dia belum tahu nasibnya rupanya.

Aku langsung ngacir ke kamar mandi. Sambil mandi, aku merenungi masa-masa dulu ketika pra pengumpulan kolektif proposal judul itu. Memang saat itu aku seperti “belum siap” (atau gugup?) dengan skripsi.Sindrom amahasiswa TA, mungkin. Ah, berkilah melulu, ahah.

Usai mandi, aku berdandan seadanya kemudian pergi ke kampus demi melihat kenyataan dengan mata kepala sendiri. Sampai di sana, kenyataan itu benar-benar ada dan sedikit terasa pahit. Tapi aku tidak sendiri. Ada bahkan yang lebih parah, namanya tidak tercantum di daftar itu karena berkasnya entah tercecer di mana (termasuk Isti yang tadi di kos ngetawain nasib ditolakku, ahah!). Usai mendokumentasikan daftar, aku mampir di basecamp Himabastra, duduk dan ngobrol sebentar dengan Theo dan Cong, dua orang yang menasihatiku untuk pantang mundur karena ditolak. Iya, masih ada sepekan setelah ini untuk menyodorkan proposal. Atau kalau tidak begitu, tunggu kloter pengajuan selanjutnya, entah berapa lama lagi setelah ini.

Jadi, PR-ku saat ini adalah mencari yang baru. Ibarat dalam sebuah hubungan dua anak manusia dalam asmara, habis putus atau ditolak, jangan ragu untuk lanjut ngelaba! Yeaah…

Tuhan sedang merencanakan sesuatu (yang Insya Allah berkah) untukku dan yang belum beruntung sepertiku. Semua saling mendoakan yaa….

Spesial buat Emil yang tadi sempat menggalau (sampai nangis!), ini bukan akhir dari segalanya kok. Aku juga sedang menghibur diri sendiri. Ayayaii.. Semangat untuk diri dan  Indonesia lebih baik!





Bakar, bakar!!!





Sunday, February 17, 2013

Inspirasi Gaya RSJ Samarinda



Namanya Novi Medyani. Ia adalah wirausahawan muda Samarinda pendiri RSJ. RSJ ini bukanlah RSJ seperti yang umum kalian pikirkan. RSJ yang kita bicarakan adalah Rumah Stok Jukut, sebuah tempat jual beli kaos Samarinda. Pengusungan nama JUKUT adalah kode untuk sesuatu yang sifatnya khas sekaligus universal. Jukut dalam bahasa Kutai berarti ikan, tetapi ikan tentu jenisnya bermacam-macam. Jadi filosofi pemilihan nama itu dimaksudkan agar kaos Jukut bisa memikat hati banyak orang serta mengikat keberagaman.

Pria penggemar jalan-jalan ini rupanya memanfaatkan travelling-nya untuk  sekaligus observasi sebagai modal menggeluti bisnis. Orang boleh mengenal Dagadu sebagai kaos khas Yogyakarta, C59-nya Kota Kembang,  Tangkelek Padang, atau produk Joger-nya Pulau Dewata, dan karenanya ia berpikir untuk menciptakan sesuatu yang sama sekaligus berbeda di daerah asalnya, Samarinda. Ia ingin kaos Jukut menjadi ikon oleh-oleh sandang celotehan dari Samarinda, Kaltim.

Alumnus S1 Akuntansi Universitas Mulawarman ini mendirikan RSJ Mei 2012, dan dengan dibantu dua rekannya, kini RSJ memiliki 100 desain kaos yang serba unik, kreatif, dan nyeleneh yang bisa kalian pilah dan pilih untuk dipakai sehari-hari, bingkisan hadiah, atau oleh-oleh untuk kerabat dan teman jauh yang berkunjung ke kota kita, Samarinda. 

Kalau ngobrol perkara oleh-oleh, saya teringat dengan teman karib saya dari Sumatera. Sebelum ia kembali ke Sumatera setelah jalan-jalan di Samarinda, ia memborong oleh-oleh jajanan semacam amplang dan lain-lain. Saya ingin memberi sesuatu yang berbeda dari itu. Bersyukur, selang beberapa waktu kemudian saya menemukan stan kaos Jukut Samarinda di  Kaltim  Expo tahun lalu, dan karenanya saya bisa mengirimi hadiah berbeda untuk teman jauh itu. Waktu itu saya pilihkan untuknya “Ketinting Belarut di Sungai Mahakam”. Meski kemudian dia protes karena kaos itu agak kebesaran, tapi dia senang dengan pemberian itu. :)

Biasanya kalau barang suvenir kan mahal? Hm…di RSJ Samarinda, pernyataan itu tidak berlaku. Kak Novi, begitu saya memanggilnya, RSJ menyediakan harga promo untuk koleksi kaos-kaos Jukutnya. “Kami jual kaos Jukut per potong yang lengan pendek itu 70 ribu rupiah untuk size  S sampai XXL, untuk lengan panjang 80 ribu rupiah dengan ukuran yang sama dengan lengan pendek dan ukuran anak-anak (S sampai XL) kami jual dengan harga 55 ribu rupiah per potong,” paparnya.

Ia berharap, kaos Jukut ini bisa diterima dengan baik oleh pasar luas. Ia juga berharap segmen pariwisata di kota ini (Samarinda, red) khususnya dan Kalimantan Timur umumnya bisa dikelola dan dipromosikan dengan lebih baik karena dengan dukungan dari sektor itulah, pengelola kerajinan tangan/suvenir khas daerah bisa ikut tumbuh berkembang secara imbang.

Nah, kalian yang mupeng atau mulai penasaran setelah mantengin tulisan di blog ini, sangat terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bagian dari para pemakai kaos Jukut Samarinda. Nyata di KTP-nya warga Kaltim, ngakunya bangga jadi orang Samarinda, katanya pernah di dan ke Samarinda, terus katanya doyan (banget) jukut pija (ikan asin, bahasa Kutai), katanya orang Indonesia. Dukung dong hasil kreativitas anak muda, haha..

Untuk info lebih lanjut, nih saya kasih bocoran lokasi RSJ Samarinda, tempatnya kaos segala celotehan a la Samarinda. 
Rumah Stok Jukut (RSJ)
Jalan A.M. Sangaji (eks. Belibis) Nomor 123 Samarinda
Kontak:
Hp: 081346376921
Pin BB: 23810027
Twitter: (at)kaos_jukut
Fb/Fanpage: kaos jukut
Koleksi mereka juga tersedia di East Kalimantan Jalan Antasari, Samarinda lho.

Pssst....kabarnya, dalam waktu dekat RSJ akan ikut andil dalam meramaikan stan di Kaltim Fair 2013 bulan Maret mendatang di Komplek Stadion Madya Sempaja, Samarinda! Yuk siap-siap.... ^.^



*)Tulisan ini disajikan dalam rangka mengapresiasi karya wirausahawan muda serta mengikuti lomba blog yang diadakan oleh dtepian.blogdetik.com. Barang siapa yang menemukan kesalahan, jangan katakan pada siapapun kecuali pada saya. Dan jika menemukan kebenaran yang berguna, sangat dianjurkan untuk menyampaikan pada yang lainnya, nabung pahala katanya. Mari berkreativitas, berkarya, bergaya, dan mengapresiasinya!

                                                              \^0^/

Monday, February 11, 2013

Catatan Si Boi


Hai para pembaca, baik pembaca setia maupun pembaca yang tidak setia. *eheh
Aku baru kembali dari pasar malam lho langsung nulis, mumpung ada voucher internet. O ya, jauh waktu aku pernah kan memunculkan tulisan tentang pasar malam? Hayo yang belum baca, silakan buka halaman sebelum ini. Aku maksa ya? Ehehe

Wew, tulisan ini aku beri judul Catatan Si Boi. Secara pelafalan emang sama kayak judul sebuah film, tapi secara penulisan ini jelas beda. Yang dalam film boi pakai Y, tulisanku pakai I. Ngomongin soal Boi ini, adalah panggilan sesama teman kos. Asal mulanya ketika baca Padang Bulan-nya Andrea Hirata. Karena menurut kami panggilan itu terdengar keren, maka kami sepakat memakai panggilan itu untuk berkomunikasi.
Satu Boi yang mau kuceritakan, yang tadi pergi denganku ke pasar malam adalah Uli. 

Saban pasar malam hari Senin di bilangan Biola, cewek ini pasti nggak lupa beli tomat. Biasalah, demi menjaga asupan vitamin C-nya.
Di jalan, dia tadi sempet bilang, “Tomat yang seminggu lalu jarang kusentuh, sering kuanggurin gitu.” Aku nyeletuk,” Lah, tomat kok dianggurin? Tomat ya tomat aja lah, Boi, mana bisa disambungin sama anggur.” Ahaha..

Di pasar malam, penjual sayur mayur yang biasa didatanginya sudah ramai orang. Ya, sepertinya memang di sana lapak sayuran yang ramai akan jenis sayur, jadi wajar kalau ramai juga didatangi pembeli.

Kami harus antre. Nah, di samping lapak sayuran itu ada odong-odong. Boi Uli tahu lagu yang diputar di odong-odong itu, kalau nggak salah lagu Ular Putih, kayaknya pemilik odong-odong update juga sama waktu Imlek, haha… terus berlanjut sama lagunya Joshua yang ada liriknya “bertelur lagi, burungku…” itu. Aku sih nggak tahu banyak soal lagu anak-anak, hehe.

Aku iseng megang muka tempat duduk yang kecil di odong-odong, sontak yang ada dibenakku adalah, APA YANG AKAN TERJADI JIKA ODONG-ODONG ITU KUTEMPELI BOM? Aku terkekeh menyadari ide jahatku itu. Kulihat banyak juga anak-anak yang tadi naik. Wah, untungnya hanya sebatas ide, kalau sungguhan terjadi, aku bisa dipenjara karena kasus pengeboman pasar malam. Kasusnya sih kurang menarik untuk jadi headline di surat kabar, yah, sama nggak menariknya dengan kondisi jiwa raga tinggal di penjara. Hiks..

Boi Uli bingung kenapa aku ketawa, maka kuceritakanlah ide jahatku itu. Dia bilang, “Jahatnya kau, Boi.” Beruntung tawa kami tenggelam oleh riuh suara orang-orang bertransaksi.

Entahlah, ada banyak hal menarik di pasar malam itu. O ya, apa kalian tahu biji salak? Penganan kanji manis, bentuknya bulat-bulat berwarna krem, dengan kuah santan dan gula merah.  Ketika di ekspo Kaltim di Sempaja tempo lalu aku tahu sebutan Banjarnya sebagai Hantalu Karuang. Dan di pasar malam tadi, aku baru tahu kalau ada nama lain bagi biji salak adalah Jenang Grendul. Aku tanya pada si Boi Uli itu nama dari mana, dia bilang itu nama Jawanya. Weehh..aku baru tahu itu! Kalau kamu?

Kayaknya segitu dulu Catatan Si Boi. Semoga bisa jadi teman duduk, teman blogwalking, atau teman apa saja, asal jangan teman tapi mesra. Ini tulisan woi, bukan manusia, kan begitu ya? Hihi..

Sampai berjumpa di tulisan selanjutnya.
 Peluk hangat dariku. :)

Monday, February 4, 2013

Aku Kau


Kaca-kaca
Aku melihatmu melihatku
Dari sana
Berkaca-kaca mataku
Tiba-tiba kau sapu

Kau beri satu
Satu berikanku
Kau
Aku
Aku kau akukan


*malam yang sama teringat engkau

Aku Harus Apa?

Aku harus berkata apa
Tatkala matahari dengan ikhlas undur diri
Sukarela dibaluri malam

Dalam tidur ia mengigau tentang bulan
; barangkali ia bermimpi tentang kekasih
;
yang tak pernah disandingkan hari
yang dirindui sepanjang pagi sampai petang

Aku harus  berkata hanya
menyimpan semilyar kata di dalam mesin tik tua



*pada suatu malam teringat engkau