(Anggaplah kalian membaca saat malam tanggal 19 Februari 2012)
Aku tahu ini yang
ditunggu-tunggu. Harap-harap cemas selama berpekan-pekan sampai pernah obral
omongan di-PHP-in pihak Prodi, akhirnya siang tadi mereka ngasih jawaban. Iya,
itu “jwaban surat cinta” yang dinanti-nanti manusia empat kelas bahasa
Indonesia. Kemarin memang Chuang bilang besok (hari ini, red) Kaprodi bakal
nempel pengumuman proposal judul skripsi, tapi karena khawatir belum pasti,
jadi hal itu nggak dijarkomkan ke teman-teman, hanya hal pengumpulan KHS
semester terakhir yang disebarkan melalui jarkom.
Sampai sore hari aku belum
ke kampus sebab siang ketika dapat SMS dari Chuang dan Hera, aku baru nyampe
kos dari melalang buana di kampus Gunung Kelua. Capek. Setelah menjarkom
beberapa teman dan menjawab satu-satu pertanyaan terkait isi pengumuman itu (please Ade, kalo lu baca ini lu akan
tahu betapa aku bĂȘte nanggepin pertanyaan nggak bermutumu. Ahah! :D), aku tidur
siang. Sekitar pukul 15.30 Wita ketika itu. Aku baru bangun ketika sekitar
pukul 17.00 (lama ya tidur siangku, ahah), dan kudapati pesan dari Tata melalui
WhatsApp Messenger.
Hes, km
ditolak
Begitu
yang dia sampaikan.
OH!
Waktu
itu aku ngerasa nyawaku terkumpul lebih cepat dari saat bangun tidur biasanya.
Aku
membalas
Hee
Kemudian
dia mengirimiku foto
Koleksi Pribadi |
Aku
langsung bangkit.
“Aaaaa….si
Tata frontal banget ngasih taunya…..”
Isti
yang asyik nonton hanya tertawa. Dia belum tahu nasibnya rupanya.
Aku langsung ngacir ke
kamar mandi. Sambil mandi, aku merenungi masa-masa dulu ketika pra pengumpulan kolektif
proposal judul itu. Memang saat itu aku seperti “belum siap” (atau gugup?)
dengan skripsi.Sindrom amahasiswa TA, mungkin. Ah, berkilah melulu, ahah.
Usai mandi, aku berdandan
seadanya kemudian pergi ke kampus demi melihat kenyataan dengan mata kepala
sendiri. Sampai di sana, kenyataan itu benar-benar ada dan sedikit terasa
pahit. Tapi aku tidak sendiri. Ada bahkan yang lebih parah, namanya tidak
tercantum di daftar itu karena berkasnya entah tercecer di mana (termasuk Isti
yang tadi di kos ngetawain nasib ditolakku, ahah!). Usai mendokumentasikan
daftar, aku mampir di basecamp Himabastra,
duduk dan ngobrol sebentar dengan Theo dan Cong, dua orang yang menasihatiku
untuk pantang mundur karena ditolak. Iya, masih ada sepekan setelah ini untuk
menyodorkan proposal. Atau kalau tidak begitu, tunggu kloter pengajuan
selanjutnya, entah berapa lama lagi setelah ini.
Jadi, PR-ku saat ini
adalah mencari yang baru. Ibarat dalam sebuah hubungan dua anak manusia dalam asmara, habis
putus atau ditolak, jangan ragu untuk lanjut ngelaba! Yeaah…
Tuhan sedang merencanakan
sesuatu (yang Insya Allah berkah) untukku dan yang belum beruntung sepertiku.
Semua saling mendoakan yaa….
Spesial buat Emil yang
tadi sempat menggalau (sampai nangis!), ini bukan akhir dari segalanya kok. Aku
juga sedang menghibur diri sendiri. Ayayaii.. Semangat untuk diri dan Indonesia lebih baik!
Bakar, bakar!!!
Bakar, bakar!!!