[Kali ini bukan tentang dan untuk siapa-siapa, cuma buat diri sendiri...]
Malam baru saja lewat
Sedepa pergi jarak menuju pagi
Tanpa sempat terucap selamat tidur kepada peri mimpi
Hanya detik jam dinding bundar mengabarkan
Soal pesan-pesan yang sepi
Juga bincang kesendirian yang hanya di hati
Mengalun lirih diayun simfoni
Mungkin malam sudah jauh-jauh waktu menandai
Pecahnya bulan suatu hari nanti...
--dini hari ketika nonton sinema Mahasmara sendirian, 2011
Saturday, April 30, 2011
Maknai Saja
{untuk kawanku,sem0ga terbaca olehnya..}
...
Dan rentet pertanyaan masih menggantung di udara
Menanti jawab yang entah bila tiba
...
Sedangkan ia sibuk menata dunianya
Sejenak lupakan satu nama
...
Mengasingkan resah dalam pasrahke ruang antah berantah
Mengonggokkan kelu pada pilu
Menangisi hilangnya rindu
Hapuslah masygul musnahkan sedu
...
Masih tentang erti tiga titik yang kita bincangkan tempo lalu
Adakah kau sudah tahu tafsirnya?
...
*an evening with a cup of tea, April 2011
...
Dan rentet pertanyaan masih menggantung di udara
Menanti jawab yang entah bila tiba
...
Sedangkan ia sibuk menata dunianya
Sejenak lupakan satu nama
...
Mengasingkan resah dalam pasrahke ruang antah berantah
Mengonggokkan kelu pada pilu
Menangisi hilangnya rindu
Hapuslah masygul musnahkan sedu
...
Masih tentang erti tiga titik yang kita bincangkan tempo lalu
Adakah kau sudah tahu tafsirnya?
...
*an evening with a cup of tea, April 2011
Monday, April 25, 2011
Puisi Bumi yang Membumi
Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah, akhirnya saat yang dinantikan telah sampai pada waktunya. Sebuah niat sederhana pada awalnya untuk menggelar event kecil-kecilan, disambut dengan sangat antusias oleh teman-teman.
Sebelumnya, saya mengucapkan permohonan maaf dengan banyaknya email naskah untuk diikutsertakan di LMP Jelang Hari Bumi namun tidak saya masukkan diupdate final peserta LMP. Karena bagaimanapun, saya berusaha untuk menghargai para peserta yang telah mengirimkan karyanya tepat waktu.
Hadiah yang tidak seberapa dan sangat kecil nominalnya namun antusias para peserta yang luar biasa cukup menjadi bukti bagi kita semua, karena ternyata kita sebagai manusia masih mempunyai kepedulian dengan bumi kita. Sungguh terharu karena lebih dari 500 penyair telah rela menyumbangkan karyanya untuk diikut sertakan dalam lomba ini. Saya yakin ini adalah bentuk rasa ingin saling berbagi dengan kondisi bumi dan lingkungan kita hari ini yang tak lagi dihargai oleh manusia.
Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh peserta baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, para penyebar info lomba ini, flp lampung(atas sumbangan buku antologi puisinya sebagai hadiah event ini), juga dewan juri yang sudah saya repotkan untuk memilih para nominator untuk menjadi calon kontributor di antologi puisi ini.
Mohon maaf atas segala yang tidak berkenan.
Salam
Tri Lego
Alhamdulillah, akhirnya saat yang dinantikan telah sampai pada waktunya. Sebuah niat sederhana pada awalnya untuk menggelar event kecil-kecilan, disambut dengan sangat antusias oleh teman-teman.
Sebelumnya, saya mengucapkan permohonan maaf dengan banyaknya email naskah untuk diikutsertakan di LMP Jelang Hari Bumi namun tidak saya masukkan diupdate final peserta LMP. Karena bagaimanapun, saya berusaha untuk menghargai para peserta yang telah mengirimkan karyanya tepat waktu.
Hadiah yang tidak seberapa dan sangat kecil nominalnya namun antusias para peserta yang luar biasa cukup menjadi bukti bagi kita semua, karena ternyata kita sebagai manusia masih mempunyai kepedulian dengan bumi kita. Sungguh terharu karena lebih dari 500 penyair telah rela menyumbangkan karyanya untuk diikut sertakan dalam lomba ini. Saya yakin ini adalah bentuk rasa ingin saling berbagi dengan kondisi bumi dan lingkungan kita hari ini yang tak lagi dihargai oleh manusia.
Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh peserta baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, para penyebar info lomba ini, flp lampung(atas sumbangan buku antologi puisinya sebagai hadiah event ini), juga dewan juri yang sudah saya repotkan untuk memilih para nominator untuk menjadi calon kontributor di antologi puisi ini.
Mohon maaf atas segala yang tidak berkenan.
Salam
Tri Lego
Sunday, April 17, 2011
Kabar untuk Inspiring Teacher
Bismillahirahmanirrahim..Ini adalah pengumuman kesekian kali untuk karir kepenulisan saya..antologi baru..mudah2an bisa segera terbit.. amin.. :)
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Buat teman-teman, kolega, dan pengirim naskah "inspiring teacher" purna sudah hasil meditasi saya, mengkaji, meneliti satu persatu naskah yang layak dimasukkan dalam buku "inspiring teacher" bersama beberapa orang yang terlibat dalam proyek ini. Hampir seratus (100) naskah yang terkirim ke email saya menyatakan keikutsertaannya dalam pembuatan buku ini. Harapan saya semua naskah dapat masuk dalam antologi ini, tapi tidak semua naskah bisa dimasukkan. Tentu saja kita ingin bahwa buku “inspiring teacher” ini harus berbobot dan bermutu sebagai bagian dari karya para guru Indonesia.
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Buat teman-teman, kolega, dan pengirim naskah "inspiring teacher" purna sudah hasil meditasi saya, mengkaji, meneliti satu persatu naskah yang layak dimasukkan dalam buku "inspiring teacher" bersama beberapa orang yang terlibat dalam proyek ini. Hampir seratus (100) naskah yang terkirim ke email saya menyatakan keikutsertaannya dalam pembuatan buku ini. Harapan saya semua naskah dapat masuk dalam antologi ini, tapi tidak semua naskah bisa dimasukkan. Tentu saja kita ingin bahwa buku “inspiring teacher” ini harus berbobot dan bermutu sebagai bagian dari karya para guru Indonesia.
Monday, April 11, 2011
Kadang Aku Merasa Hilang..
Sesuatu milikku kadang terasa hilang
dan aku merasa sebatas bayang dalam semak lekang...
waktu yang berselang, kubiarkan menginjak-injak tubuh
mencaci maki hati yang tak juga mau tumbuh walau untuk sebatas jengkal dan depa
dan aku merasa sebatas bayang dalam semak lekang...
waktu yang berselang, kubiarkan menginjak-injak tubuh
mencaci maki hati yang tak juga mau tumbuh walau untuk sebatas jengkal dan depa
Saturday, April 2, 2011
Para Lapar (tidak masuk hitungan para nominasi)
Dunia pertama (dunia dengan segenap kebebasan bercengkrama. Dunia kita) :
Lalat besar kecil beterbangan bebas di sekitaran rumah tanpa cat dengan kusen jendela yang berkarat. Tidak ada yang berniat mengusir lalat-lalat itu. Makanya mereka juga merdeka berkembangbiak sesukanya. Mempertahankan populasi dan melestarikan keturunan. Bukankah mereka juga makhluk Tuhan yang perlu mencari makan? Bukankah mereka juga hidup bersama kita di negeri yang menjunjung demokrasi? Yang sama-sama mencari rejeki? Walau dengan mencuri di rumah-rumah sekaligus menelurkan virus disentri. Bukankah semua sudah bebas? Dimana-mana hukum tetap sama, makan duluan atau dimakan. Betapa klise sebuah kehidupan.
Lalat besar kecil beterbangan bebas di sekitaran rumah tanpa cat dengan kusen jendela yang berkarat. Tidak ada yang berniat mengusir lalat-lalat itu. Makanya mereka juga merdeka berkembangbiak sesukanya. Mempertahankan populasi dan melestarikan keturunan. Bukankah mereka juga makhluk Tuhan yang perlu mencari makan? Bukankah mereka juga hidup bersama kita di negeri yang menjunjung demokrasi? Yang sama-sama mencari rejeki? Walau dengan mencuri di rumah-rumah sekaligus menelurkan virus disentri. Bukankah semua sudah bebas? Dimana-mana hukum tetap sama, makan duluan atau dimakan. Betapa klise sebuah kehidupan.
Subscribe to:
Posts (Atom)