Thursday, May 17, 2012

Seputar Wisata Samarinda


Bicara wisata Samarinda, sejujurnya saya tidak terlalu paham. Hampir genap tiga tahun indekos di Samarinda ternyata belum cukup bagi saya mengenali dan menjelajahi kota ini sedemikian dekat sampai ke ujung-ujungnya.  Selain karena saya bukan warga Samarinda asli, untuk acara jalan-jalan saya termasuk orang yang perhitungan. Untuk urusan jalan-jalan, pilihan saya selalu jatuh pada tempat-tempat yang dekat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Maklumlah, sebagai seorang mahasiswa rantau, saya harus pintar mengatur uang. Saya tidak mau uang habis hanya untuk jalan-jalan. Paling enak sih kalau bisa jalan-jalan gratis sama teman-teman. Meriah.
Tapi dari sekian hal di atas, paling tidak saya pernah tinggal di Samarinda. Berbekal sedikit pengalaman, pengetahuan, dan cerita teman-teman, saya akan menyebutkan tempat-tempat wisata yang ada di Samarinda.  
Berikut beberapa macam jenis wisata Samarinda versi saya.

            Wisata Alam
1.         Air terjun Pampang. Terletak di Desa Pampang, sebuah desa yang dihuni oleh komunitas suku Dayak. Selain air terjun, kita juga bisa melihat rumah Lamin (rumah tradisional Kalimantan Timur) serta beberapa kesenian Kaltim yang masih dilestarikan oleh penduduk setempat. Menurut penuturan seorang kawan, untuk kedatangan pengunjung massal/rombongan, harus meminta izin kepada ketua adat setempat sebelum masuk wilayah Pampang. Jika ingin berfoto bersama wanita asli suku Dayak (yang masih eksis dengan telinga panjangnya), sah-sah saja, dan kata seorang kawan pula, cukup dengan membayar tak lebih dari Rp20.000,- untuk itu. Jangan dipikirkan berapa uang yang keluar untuk mengabadikan itu, apalagi sekarang sudah sangat jarang ditemui wanita Dayak bertelinga panjang.
2.       Air terjun Batu Besaung. Terletak di Kecamatan Sempaja.
3.       Air terjun Tanah Merah. Lokasinya di Tanah Merah.
4.       Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS)

Pertama kali ke sini Januari 2012. Bersama seorang kawan kami berboncengan pergi ke tempat ini. Sepertinya memang harus punya kendaraan pribadi untuk sampai ke sini karena tidak ada angkutan kota yang beroperasi sampai ke lokasi ini, mungkin karena jaraknya yang agak jauh dari pusat kota.
Kebun raya ini cukup luas karena ketika itu kami sengaja berjalan kaki mengitari jalan-jalannya. Di sana ada semacam aula yang bisa disewa untuk acara-acara. Beberapa empang tengah ramai oleh sekelompok pemancing. Wahana-wahana lain juga diisi oleh beberapa pengunjung. Mungkin karena waktu itu bukan hari libur jadi tempat itu agak sepi.
Lalu kami pergi melihat akuarium-akuarium. Sayangnya akuarium-akuarium itu kurang diperhatikan oleh pengelola kebun raya. Kaca-kacanya buram, dan sebagian besar akuarium kosong tak ada hewannya. Padahal bayangan saya ketika menuju ke sana sudah demikian indahnya. Maka terpaksalah saya menelan ludah kekecewaan. Kekecewaan saya tak berhenti di situ, saya juga kecewa melihat rumah Joglo yang kosong tak terurus.
Di KRS ini ada juga semacam bumi perkemahan yang bisa digunakan untuk camping. Kata kawan saya, memakai tempat ini hanya perlu surat izin tanpa dimintai biaya apapun. Lumayan, bukan? Saya tidak sempat berkeliling ke dalamnya, selain karena harus mengefisienkan waktu berkunjung, saya juga tak mau bertemu orang-orang “main” di sana karena kata kawan saya tak jarang tempat seperti itu dimanfaatkan sebagai tempat “main” yang aman bagi pasangan muda-mudi karena jarang ada patroli. Waduh!

Kami kemudian menuju ke tempat para binatang. Sambil bisa mendengarkan bangsa-bangsa burung berkicau, saya melihat buaya itu begitu kering, beruang madu yang kesepian, dan orang utan yang pendiam. Sayangnya dari sekian binatang yang ada, saya tak menemukan seekor pun rangkok/enggang yang menjadi kebanggaan Kalimantan Timur.
Hari ini saya kembali ke sana bersama teman-teman kantor. Hari besar tetap buka sampai pukul 17.00 Wita. Kami mencoba beberapa wahana yang ada di sana. Komedi putar, kuda-kudaan, dan sepeda air. Saya sendiri sempat berfoto bersama boneka manusia Saun the Sheep.

 Karena dalam kunjungan sebelumnya saya tak sempat ke taman anggrek, maka kali ini saya ke sana. Hasilnya, sama kecewanya karena yang saya lihat hanyalah rerimbun tanaman yang tak terawat. Saya juga berkesempatan masuk ke Museum Kayu, melihat-lihat koleksi kayu-kayuan Kalimantan. Mengingat tempat ini adalah tempat yang juga dikelola oleh Universitas Mulawarman, saya berharap tempat ini bisa segera menjadi rekomendasi paling bagus bagi pengunjung lokal Samarinda maupun luar Samarinda.
Saya sempat bertemu dan ngobrol sedikit banyak hal dengan seorang fotografer model asal Surabaya yang kebetulan hunting gambar di KRUS. Dia blak-blakan berpendapat, tempat itu tak terurus.  Yah, semoga nantinya bisa dikelola dengan baik lagi.
5.       Tepian Mahakam
Ini tempat yang sudah tak asing di telinga warga Samarinda. Tempatnya di sepanjang sungai Mahakam. Tapi yang ramai oleh pengunjung biasanya mulai dari depan Kantor Gubernur sampai depan Islamic Centre. Cukup strategis karena selain berada di pusat kota, tempat ini cukup nyaman untuk sekedar kongkow-kongkow ria. Pengunjungnya beragam, dari batita sampai manula, laki-laki dan perempuan, miskin-kaya, semua bebas datang suka-suka.
Tempat ini bahkan menjadi salah satu tujuan kunjungan orang-orang yang datang dari luar Kalimantan Timur. Contohnya para Encik dari Malaysia dan Brunei Darussalam ini. Waktu itu usai kegiatan Dialog Sastra Tiga Negara (Indonesia, malaysia, Brunei Darussalam), Juli 2011. Kebetulan kami sama-sama ada di sana. Saya melihat mereka mengabadikan gambar di sekitar Tepian Mahakam. Ada sebuah kebanggan melihat itu.

Setiap kali datang ke sini, saya selalu berharap bisa melihat pesut. Namun sepertinya keinginan itu harus saya kubur dalam-dalam karena hewan itu sudah tak ada lagi. Selain karena mungkin mereka pemalu, habitatnya pun sudah mulai terancam karena adanya kapal-kapal dan ponton batu bara. Karenanya mereka menyingkir ke perairan pedalaman Mahakam. Jadi, jika teman-teman penasaran dengan wujud pesut seperti apa, bisa cari infonya di search engine atau bisa melihat patungnya di Tepian.

 Wisata Belanja
Tak lengkap rasanya jika bertandang ke Samarinda jika tak menapakkan kaki di pusat-pusat perbelanjaan. Berikut rekomendasi tempat wisata belanja dari saya.
1.         Mall Lembuswana. Letaknya di perempatan Voorvo. Bagi teman-teman pencinta buku, Gramedia ada di sini. Bagi yang fashionista, bisa borong barang-barang di Gadjah Mada, Bazaar, dan Matahari. Bagi yang mau makan-makan, ada cukup banyak tempat makan juga di dalamnya.
2.       Samarinda Central Plaza (SCP). Penikmat film bisa menikmati suguhan film-film lokal dan manca di XXI dan “21”. Bagi yang setia dengan stok barang Ramayana, di sini teman-teman bisa bermanja dengan koleksinya. Wahana permainan juga ada, kok.
Selain dua Mall di atas, ada juga Mall Mesra, Plaza Mulia, dan Samarinda Square.
3.       Bosan dengan suasana Mall, cobalah untuk sesekali berjalan di pasar tradisional. Ada dua pasar besar di Samarinda, Pasar Pagi Samarinda dan Pasar Segiri. Pasar Pagi adalah pasar tradisional tempat dijualnya buah, sayur, mainan, alat rumah tangga sampai barang konveksi. Sementara Pasar Segiri adalah pusat perdagangan buah dan sayur Samarinda.
4.       Bagi teman-teman yang ingin mengoleksi barang-barang khas Kalimantan timur, bisa datang ke Citra Niaga. Tempat ini memang agak sepi, tapi pernah menjadi objek pengambilan gambar sebuah event pariwisata karena sebenarnya area ini sudah ada sejak lama dan dihitung sebagai penyokong perekonomian Samarinda. Tempat ini menyediakan barang-barang serta pernak-pernik khas Kalimantan Timur.
Atau jika tidak, teman-teman bisa mengunjungi UKM Centre di jalan Gatot Subroto. 
Tempat ini menyediakan berbagai macam hal berbau Kalimantan Timur. Mulai dari penganan khas seperti madu dan  amplang beragam rasa, aksesoris, kain batik Kalimantan Timur, dan baju. 











Jangan sampai ketinggalan datang kedua tempat ini, ya.

Wisata Kuliner
Untuk wisata yang satu ini, sebenarnya ada banyak tempat makan yang bagus dengan cita rasa tinggi. Tapi saya akan cukup merekomendasikan kawasan Pramuka saja sebagai tujuan wisata kuliner. Karena apa,? Karena ketika saya menulis ini, saya tiba-tiba merindukan rasa dan kelezatan makanan di sana. Harganya pun tak perlu mahal, pokoknya murah meriah. Sepanjang Pramuka akan banyak warung makan yang menyediakan makanan mulai goreng-gorengan, kuah-kuahan, tumis-tumisan, dan bakar-bakaran. Teman-teman tinggal memilih tempat mana yang menyediakan makanan yang cocok dengan lidah dan selera.
Saya sendiri jika sedang di Pramuka, sebisa mungkin untuk datang makan ke warung Ikan Bakar Lunak, atau kalau tidak ke Seliur. Saya kengen tempe dan tahu bakar kecap serta sambalnya yang enak. Tertarik?

Wisata Religi
Yang tenar di Samarinda untuk urusan wisata religi adalah Islamic Centre Samarinda. IC Samarinda disebut-sebut sebagai salah satu IC besar di kawasan Asia Tenggara. Untuk masuk ke sini, harus berpakaian muslim. Bagi teman-teman non muslim, biasanya akan diberi penutup kepala. Tempat ini kerap dijadikan objek fotografi. Maka akan banyak ditemui orang yang menawarkan jasa pemotretan jika teman-teman ke sini.

Datang  ke IC tak lengkap jika belum naik ke menara Asmaul Husna. Untuk naik ke menara ini, teman-teman cukup merogoh kocek membeli tiket seharga Rp5.000,-/anak dan Rp10.000,-/orang dewasa. Dari atas menara, teman-teman bisa melihat sungai Mahakam yang luas dan panjang, rumah-rumah penduduk yang kecil dan rapat, jalan-jalan memanjang dan antre, serta sekitar IC yang luas. Ketika kita berada di atas, kita bisa merasakan betapa kerdilnya kita. Benar-benar tempat yang cocok untuk berwisata religi! 
Selain itu, ceramah atau renungan bersama dengan menghadirkan ustadz Ibukota juga kerap dilakukan di IC. Pokoknya, recommended!

Saya pernah meminta saran kepada teman yang memang sering jalan-jalan tentang wisata di Samarinda khususnya wisata-wisata alamnya. Dia berkata melalui SMS, “Aku sih pinginnya pemerintah bisa mengelola dengan baik tempat-tempat wisata tersebut buat infrastruktur jalan yang masih kurang diperhatikan. Ini penting karena kalau akses jalannya bagus, calon pengunjung juga bakal nyaman bepergian.”
Saya pribadi ingin wisata Samarinda yang belum cukup terekspos karena mungkin akses jalannya kurang baik, area wisatanya kurang menarik, kotor dan tak terurus, juga kurangnya kepedulian masyarakat Samarinda terhadap potensi wisata Samarindanya sendiri, mulai sekarang dibenahi. Sangat disayangkan jika eksotiknya tak kita jaga. Setidaknya kita punya cerita bagus untuk kunjungan-kunjungan calon wisatawan, kan?

Salam eksotika pariwisata Samarinda!

6 comments:

  1. wah ini pemenangnya nih hehhehe

    adjiewijayapratama.co.cc

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dji...
      tulisan bginian..ckckck
      tpi mkash doany yo..
      kngn buhan KSR eh ^^

      Delete
  2. jadi pengen jalan2 ke sana....

    ReplyDelete
    Replies
    1. ngitung krecekan dulu aaaah..ni abang kan minta dbyarin jalan2 k sini :D

      mksh dh komen plus saran2ny td..
      smngat sllu, bang ^^

      Delete
  3. Keren Islamic Centre-nya nih, mirip desain mesjid timteng

    ReplyDelete
  4. Di kutai lama jg bagus, ada namanya bukit teletubis, dan dsna ada patung naga serta museum untuk foto2 jadul samarinda :)

    ReplyDelete