Monday, February 11, 2013

Catatan Si Boi


Hai para pembaca, baik pembaca setia maupun pembaca yang tidak setia. *eheh
Aku baru kembali dari pasar malam lho langsung nulis, mumpung ada voucher internet. O ya, jauh waktu aku pernah kan memunculkan tulisan tentang pasar malam? Hayo yang belum baca, silakan buka halaman sebelum ini. Aku maksa ya? Ehehe

Wew, tulisan ini aku beri judul Catatan Si Boi. Secara pelafalan emang sama kayak judul sebuah film, tapi secara penulisan ini jelas beda. Yang dalam film boi pakai Y, tulisanku pakai I. Ngomongin soal Boi ini, adalah panggilan sesama teman kos. Asal mulanya ketika baca Padang Bulan-nya Andrea Hirata. Karena menurut kami panggilan itu terdengar keren, maka kami sepakat memakai panggilan itu untuk berkomunikasi.
Satu Boi yang mau kuceritakan, yang tadi pergi denganku ke pasar malam adalah Uli. 

Saban pasar malam hari Senin di bilangan Biola, cewek ini pasti nggak lupa beli tomat. Biasalah, demi menjaga asupan vitamin C-nya.
Di jalan, dia tadi sempet bilang, “Tomat yang seminggu lalu jarang kusentuh, sering kuanggurin gitu.” Aku nyeletuk,” Lah, tomat kok dianggurin? Tomat ya tomat aja lah, Boi, mana bisa disambungin sama anggur.” Ahaha..

Di pasar malam, penjual sayur mayur yang biasa didatanginya sudah ramai orang. Ya, sepertinya memang di sana lapak sayuran yang ramai akan jenis sayur, jadi wajar kalau ramai juga didatangi pembeli.

Kami harus antre. Nah, di samping lapak sayuran itu ada odong-odong. Boi Uli tahu lagu yang diputar di odong-odong itu, kalau nggak salah lagu Ular Putih, kayaknya pemilik odong-odong update juga sama waktu Imlek, haha… terus berlanjut sama lagunya Joshua yang ada liriknya “bertelur lagi, burungku…” itu. Aku sih nggak tahu banyak soal lagu anak-anak, hehe.

Aku iseng megang muka tempat duduk yang kecil di odong-odong, sontak yang ada dibenakku adalah, APA YANG AKAN TERJADI JIKA ODONG-ODONG ITU KUTEMPELI BOM? Aku terkekeh menyadari ide jahatku itu. Kulihat banyak juga anak-anak yang tadi naik. Wah, untungnya hanya sebatas ide, kalau sungguhan terjadi, aku bisa dipenjara karena kasus pengeboman pasar malam. Kasusnya sih kurang menarik untuk jadi headline di surat kabar, yah, sama nggak menariknya dengan kondisi jiwa raga tinggal di penjara. Hiks..

Boi Uli bingung kenapa aku ketawa, maka kuceritakanlah ide jahatku itu. Dia bilang, “Jahatnya kau, Boi.” Beruntung tawa kami tenggelam oleh riuh suara orang-orang bertransaksi.

Entahlah, ada banyak hal menarik di pasar malam itu. O ya, apa kalian tahu biji salak? Penganan kanji manis, bentuknya bulat-bulat berwarna krem, dengan kuah santan dan gula merah.  Ketika di ekspo Kaltim di Sempaja tempo lalu aku tahu sebutan Banjarnya sebagai Hantalu Karuang. Dan di pasar malam tadi, aku baru tahu kalau ada nama lain bagi biji salak adalah Jenang Grendul. Aku tanya pada si Boi Uli itu nama dari mana, dia bilang itu nama Jawanya. Weehh..aku baru tahu itu! Kalau kamu?

Kayaknya segitu dulu Catatan Si Boi. Semoga bisa jadi teman duduk, teman blogwalking, atau teman apa saja, asal jangan teman tapi mesra. Ini tulisan woi, bukan manusia, kan begitu ya? Hihi..

Sampai berjumpa di tulisan selanjutnya.
 Peluk hangat dariku. :)

No comments:

Post a Comment