Monday, July 11, 2011

Profilku di harian Kaltim Post (29/6/11) ^.^

Episod Kupu-kupu Biru

Olehku mencintaimu, Untuk yang menghadiahi pagiku dengan bayi kupu-kupu!
Elegi tadi bukanlah sepilu sajak yang mendayu, Iringi sekilan waktu kelahiranmu
Menguak selimut puasamu, Menengok dunia dengan hati dan mata
Bening tanpa luka,
Selamat atas kelahiranmu!
Sayapmu biru!
Mengitari lingkar semesta, Jangan ragu!
*jelang tengah malam, 25062011

ITULAH sepenggal puisi karya Hesti Daisy. Penulis kelahiran Kabupaten Paser yang saat ini menimba ilmu di Unmul Samarinda.Mengarang barangkali merupakan pelajaran yang paling membosankan bagi gadis bernama Hesti Kustrini. Tapi itu dulu, saat ia masih berstatus murid SD. Tapi, sejak masuk bangku MTs Bina Islam Tanah Grogot, mengarang menjadi salah satu kewajiban di sela waktu senggangnya.






>
Memang, kebiasaan menulisnya hanya dituangkan dalam secarik kertas. Dan masih berisi suasana hati yang digoreskan dalam buku diary sebagai pengantar tidur. Tapi siapa sangka, saat umur mulai menginjak 20 tahun, berbagai ajang jurnalistik sudah ia ikuti. Mulai dari lomba mengarang tingkat pelajar, mahasiswa dan umum telah sering tertera namanya di kolom pendaftar.

Kini, karya menulisnya sudah mulai dilirik pembaca. Bahkan, buku pertamanya meski baru berlabel antologi yang isinya dikeroyok oleh beberapa penulis berjudul LeutikaPrio 2011 yang mengulas kisah inspirasi suka duka jadi guru, mulai dicari di pasaran.

“Sebenarnya ide menulis itu sering datang enggak terduga. Ngalir gitu aja. Kayak yang dibuku itu, idenya juga dari pengalaman pribadi saat jadi guru privat ngajar anak SD,” kata putri bungsu pasangan Tukimin dan Suwarni itu saat bincang ringan dengan Kaltim Post.

Berbagai kegiatan dan perkumpulan tulis menulis memang saat ini digeluti. Mulai dari UKM Jurnalistik Unmul hingga perkumpulan IIDN (Ibu-ibu doyan nulis) cabang Samarinda. Lho kok Ibu-ibu? Namanya gitu karena anggotanya banyak yang Ibu-ibu. Kalau saya sih belum, baru calon,” katanya.

Saat ini, tujuan gemar menulis cukup standar. Ingin membuat penulis Kaltim, khususnya Kabupaten Paser lebih dipandang penulis lain di Indonesia. Melalui forum milis di jejaring sosial facebook, tak luput dari jarahannya untuk sekedar mengasah kemampuan merangkai kata dengan diskusi dan mencari ajang lomba jurnalistik yang digelar di Indonesia.

Tak hanya kisah inspirasi, berbagai kumpulan puisi sudah dihasilkan gadis yang menggunakan nama pena Hesti Daisy itu. Yang paling menjadi penyemangatnya untuk terus berkreasi, gadis kelahiran Paser 29 Agustus 1991 itu karyanya lolos masuk dalam 15 besar di salah satu sayembara menulis yang akan dikoreksi sastrawan kenamaan Payakumbuh Gus tf Sakai.

“Itu yang bikin saya semangat terus. Karena saya masih belum banyak mendengar penulis besar dari Kaltim hingga saat ini,” katanya. Salah satu karya yang sudah lolos terbit di media adalah Dua Cincin Deswita yang masuk di kolom Film dan Cerpen halaman Kaltim Post. Ia berharap, di Kaltim banyak diadakan sayembara menulis hingga banyak memunculkan penulis-penulis muda berbakat dan bisa sekelas penulis tetralogi Laskar pelangi Andrea Hirata.(nan/lhl)

sumber: http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.kaltimpost.co.id%2F&h=zAQC9ln2e

No comments:

Post a Comment