Tuesday, February 14, 2012

Malam 15 Februari 2012

Entah kenapa malam ini ngrasa melow (lagi) meski nggak njatuhin air mata.
Nggak, memang tadi sempat gemetaran. Sudah cukup lama nggak pergi ke sana. Mungkin karena sedikit canggung dan karena lapar,haha.
Nggak, gemetaran karena ngerasa takut. Padahal sebelumnya beberapa kali ke sana biasa aja.

Nggak tahu.
Mungkin ada sesuatu yang lain. Aku bertemu kaku. Dan hanya kata seperlunya yang keluar saat kami duduk di anakan tangga.

"Coklat ini bukan karena maksud ngrayain valentine," kataku mengangsurkan sebatang coklat.

"Memang apa sih valentine itu?" serangku. Beberapa kali di statusnya merujuk ke sana sih. Aku gerah.

"Nggak apa-apa. Lagian ngapain juga ada hari Ibu? Sama aja ah kasusnya sama kalo kita ngraain taon baru," kilahnya.

Aku diam. Sengaja. Karena yang kutemui adalah beku yang menepuk pundakku. Tak mau ada perdebatan di pertemuan ini. Sama sekali nggak mau.

Aku menghela nafas sambil menggigiti sendok kayu es krim sementara dia mengunyah-ngunyah coklatnya. Langit mendung,pun langit hatiku.
Aku tahu, Tuhan tidak atau belum memberikan sesuatu yang aku mampu menjaganya. Dan entah apa itu.

Malam beranjak, dan setelah dia berkali-kali melirik jam tangannya, aku pamit pergi. Tidak menoleh barang sekali...

Entah,rasanya seperti aku akan lenyap dan hilang. Tak akan kembali pada sebuah hubungan aneh. Sahabat,iya,sahabat...

Hidup untuk memberi kesan baik dan untuk tetap hidup meski aku sudah mati...

Begitulah...
Lalu aku diam. Semakin dalam dan tenggelam. Bukan karena kalah,tapi aku mengalah.

FOs Parman

2 comments: